PARAMEDIK ORGANIZER

PARAMEDIK ORGANIZER

Senin, 20 Februari 2012

SOP INJEKSI

PROSEDUR TINDAKAN PEMBERIAN SUNTIKAN ( INJEKSI )

A.    INJEKSI  INTRA VENA
·         Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat kedalam pembuluh darah vena
·         Injeksi intravena diberikan jika diperlukan reaksi obat yang cepat
·         Sudut penyuntikan 15o-30 o kemudian sejajar dengan vena
·         Tempat penyuntikan pada vena yang terlebih dahulu dicari vena bagian distal kemudian ke bagian proksimal
1. Persiapan
·                           Alat
a.       Spuit dengan jarum no.22-25
b.      Kapas alkohol
c.       Obat dari ampul atau vial
d.      Sarung tangan bersih
e.       Catatan pengobatan
f.       Tourniquet
g.      Bak injeksi
h.      Bengkok
i.        Perlak
·                           Pasien
a.       Sapa pasien dengan senyum ramah
b.      Jelaskan prosedur tindakan

2. Kerja
1)      Tutup tirai atau pintu
2)      Cuci tangan
3)      Ambil obat sesuai dosis
4)      Pakai sarung tangan
5)      Posisikan pasien nyaman dan rileks
6)      Tentukan vena yang akan ditusuk ( vena basilika dan vena chefalika), syarat vena: tidak bercabang, bukan bekas tusukan, kulit tidak berbulu.
7)      Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik
8)      Bila vena sudah ditemukan ( misal vena basilika) atur lengan lurus dan pasang tourniquet sampai vena benar-benar dapat dilihat dan diraba
9)            Siapkan spuit yang sudah berisi obat, bila masih terdapat udara dalam spuit, maka udara harus dikeluarkan
10)        Bila klien terpasang veinflon, bersihkan port penyuntikan yang mengarah ke aliran iv yang utama dengan kapas alkohol.
11)         Buka aliran port i.v tersebut dan buka jarum spuit kemudian masukkan spuit tanpa jarum ke dalam veinflon dan suntikkan obat. 
12)        Tusukkan jarum ke dalam vena dengan posisi jarum sejajar dengan vena dengan sudut 15-30°
13)        Lakukan aspirasi dengan cara menarik plunger spuit. Bila darah sudah terhisap lepaskan tourniquet dan dorong obat pelan-pelan ke dalam vena
14)        Setelah obat masuk vena, segera tarik spuit, usap dengan kapas alkohol dengan sedikit menekan
15)        Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
16)        Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang telah tersedia (sampah medis untuk benda tajam)
17)        Observasi respon pasien terhadap penyuntikan
18)        Lepas sarung tangan dan cuci tangan
19)        Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat waktu, tepat cara pemberian dan waspada)
20)        Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas)

    3. Terminasi
a.             Berikan pujian pada klien
b.            Ucapkan terima kasih

 B.     INJEKSI  INTRA MUSCULAR
·         Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat pada jaringan otot
·         Vaskularisasi pada otot lebih baik daripada subcutan sehingga absorbsi pada jaringan otot akan lebih cepat. Absorbsi obat cair pada IM akan terjadi sekitar 10-30 menit, sedangkan secara SC bisa mencapai hingga 30 menit.
·         Jarum yang digunakan adalah nomor 21-23, sedangkan untuk klien kurus digunakan ukuran jarum lebih kecil dan pendek.
·         Sudut penyuntikan 90o dengan melewati lapisan SC hingga masuk ke lapisan otot dalam
·         Injeksi IM lebih toleran terhadap jumlah volume lebih banyak daripada secara SC sehingga bisa disuntikkan obat 4 cc atau lebih
·         Jika memberikan obat yang dapat mengiritasi, gunakan teknik Z-track saat menyuntik yaitu dengan cara menghisapkan 0,5 ml udara ke dalam spuit untuk membentuk sumbatan udara. Tarik kulit dibawahnya dan jaringan subkutan 2,5 cm-3,5 cm ke arah lateral ke samping. Tahan bagian belakang kulit dan suntikan jarum dengan cepat.
1. Persiapan
·                            Alat
a.       Spuit dengan jarum no.22-25
b.      Jarum ukuran diameter 20-30
c.       Kapas alkohol
d.      Obat dari ampul atau vial (0.5 mL)
e.       Sarung tangan bersih
f.       Catatan pengobatan
g.      Bak injeksi
h.      Bengkok
i.        Perlak
·                           Pasien
a.       Sapa pasien dengan senyum ramah
b.      Jelaskan prosedur tindakan 

2. Kerja
1)      Tutup tirai atau pintu
2)      Cuci tangan
3)      Ambil obat sesuai dosis
4)      Pakai sarung tangan
5)      Kaji Area penyuntikan: tidak ada lesi, tidak terdapat infeksi, tidak terdapat penonjolan tulang, tidak terdapat saraf dan pembuluh darah
6)      Posisikan pasien nyaman dan rileks disesuaikan dengan area penyuntikan yang akan digunakan:
a.       Ventro gluteal: posisi tengkurap atau miring dengan lutut fleksi
b.      Vastus lateralis: posisi flat, supine dengan lutut sedikit fleksi
c.       Dorso gluteal: posisi prone dengan lutut fleksi
d.      Deltoid: posisi duduk atau berbaring dengan lengan fleksi, rileks atau diletakkan diatas abdomen
7)      Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik
8)      Lakukan Z-track dengan tangan tidak dominan
9)       Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas alkohol dengan mengusap  secara sirkular arah keluar sekitar 5 cm
10)        Letakkan kapas alkohol pada tangan non dominan. Buka tutup spuit dan pegang spuit pada tangan dominan (antara ibu jari dan telunjuk)
11)        Injeksikan jarum dengan sudut  90° (vastus latralis jarum masuk dengan kedalaman 1,5-2,5 cm; ventro gluteal jarum masuk dengan kedalaman: 1,25- 2,5 cm; dorso gluteal jarum masuk dengan kedalaman: 1,25-3,75 cm; deltoid jarum masuk dengan kedalaman: 1,25-2,5 cm)
12)        Setelah jarum masuk ke dalam otot, pindahkan tangan non dominan kebawah spuit ( untuk memfiksasi agar posisi jarum tidak bergerak) dan tangan dominan pindah ke bagian pengokang spuit untuk siap mengaspirasi
13)        Aspirasi spuit untuk memastikan jarum tidak menusuk pembuluh darah, jika tidak terdapat darah injeksikan obat tersebut dengan kecepatan 10 detik/mL. Jika terdapat darah segera cabut spuit dan ganti pada posisi penyuntikan lainnya
14)        Tarik spuit, usap dengan kapas alkohol dengan sedikit menekan
15)        Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
16)        Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang telah tersedia (sampah medis untuk benda tajam)
17)        Observasi respon pasien terhadap penyuntikan
18)        Lepas sarung tangan masukkan kedalam larutan klorin dan cuci tangan
19)        Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat waktu, tepat cara pemberian dan waspada)
20)        Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas)

    3. Terminasi
a.             Berikan pujian atas kerjasama klien
b.            Ucapkan terima kasih

C.          INJEKSI  SUB CUTAN
·         Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat pada jaringan di bawah kulit
·         Pada sub cutan terdapat sedikit sirkulasi darah sehingga obat akan diabsorbsi secara lambat (tidak secspat jika diberikan secara IM)
·         Obat yang diberikan secara SC biasanya bersifat isotonic, noniritatif, larut dalam air, dan dapat ditoleransi hingga 0,5-1 cc
·         Contoh obat yang diberikan secara SC adalah: insulin, TT (tetanus toxoid), epineprin, obat-obat alergi dan heparin (dapat diabsorbsi dengan baik melalui SC dan IM)
·         Lokasi penyuntikan SC: deltoid, abdomen, paha, area scapula, ventral gluteal
·         Lokasi penyuntikan harus tidak terdapat lesi, tidak ada infeksi, bukan pada penonjolan tulang dan jaringan dibawahnya tidak terdapat syaraf dan pembuluh darah
·         Sudut penyuntikan 45o. Untuk klien yang gemuk bisa dengan sudut 90o. Pada klien yang kurus sebaiknya di abdomen bagian atas
1. Persiapan
·                           Alat
a.       Spuit dengan jarum no.22-25
b.      Kapas alkohol
c.       Obat dari ampul atau vial (0.5 mL)
d.      Sarung tangan bersih
e.       Catatan pengobatan
f.       Bak injeksi
g.      Bengkok
h.      Perlak
·                           Pasien
a.       Sapa pasien dengan senyum ramah
b.      Jelaskan prosedur tindakan

2. Kerja
1)      Tutup tirai atau pintu
2)      Cuci tangan
3)      Ambil obat sesuai dosis
4)      Pilih tempat penyuntikan : deltoid, abdomen di tempat yang  tidak ada lesi, tidak terdapat infeksi, tidak terdapat penonjolan tulang, tidak terdapat saraf dan pembuluh darah
5)      Posisikan pasien nyaman dan rileks
6)      Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik
7)      Pakai sarung tangan
8)      Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas alkohol dengan mengusap secara sirkular arah keluar sekitar 5 cm atau swab satu kali arah proksimal ke distal
9)            Letakkan kapas alkohol pada tangan non dominan. Buka tutup spuit dan pegang spuit pada tangan dominan ( antara ibu jari dan telunjuk)
10)        Dengan tangan non dominan cubit area deltoid
11)        Injeksikan obat dengan sudut 45-90°
12)        Aspirasi spuit untuk memastikan jarum tidak menusuk pembuluh darah, jika tidak terdapat darah injeksikan obat tersebut. Jika terdapat darah segera cabut spuit dan ganti pada posisi penyuntikan lainnya
13)        Tarik spuit, usap dengan kapas alkohol dengan sedikit menekan
14)        Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman
15)        Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang telah tersedia (sampah medis untuk benda tajam)
16)        Observasi respon pasien terhadap penyuntikan
17)        Lepas sarung tangan dan cuci tangan
18)        Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat waktu, tepat cara pemberian dan waspada)
19)        Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas)
 
    3. Terminasi
a.             Berikan pujian pada klien atas kerjasamanya
b.            Ucapkan terima kasih

D.    INJEKSI INTRA DERMAL / INTRA CUTAN
·         Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat dibawah permukaan kulit antebrachii  bagian dalam
·         Digunakan untuk skin test atau tes tuberculin
·         Intradermal memiliki sirkulasi darah yang minimal dan obat obat akan diabsorbsi secara perlahan (sangat lambat). Bermanfaat untuk skin tes karena beberapa klien akan mengalami reaksi anafilaktik jika obat masuk kedalam tubuh secara cepat
·         Menggunakan jarum ukuran kecil (1/4-1/2 inci) atau jarum khusus tes tuberculin
·         Sudut penyuntikan 5-15o
·         Tempat penyuntikan: permukaan kulit yang terang, sedikit rambut, tidak ada lesi dan oedem
·         Jumlah cairan yang disuntikkan 0,01-0,1 cc
      Contoh: 1 gram ampicillin diencerkan 5 cc aquades. Ambil larutan tersebut 0,1 cc kemudian diencerkan himgga 1 cc. Masukkan obat secara intradermal/intracutan 0,01-0,1 cc

1. Persiapan
·         Alat
a.       Spuit dengan jarum no.22-25
b.      Kapas alkohol
c.       Obat dari ampul atau vial (untuk usia <1 tahun:0.05mL, untuk usia >1 tahun:0.10 mL)
d.      Sarung tangan bersih
e.       Catatan pengobatan
f.       Pensil kulit
g.      Bak injeksi
h.      Bengkok
i.        Perlak

·         Pasien
a.       Sapa pasien dengan senyum ramah
b.      Jelaskan prosedur tindakan

2. Kerja
1)            Tutup tirai atau pintu
2)            Cuci tangan
3)            Ambil obat sesuai dosis
4)            Pilih tempat penyuntikan ( permukaan kulit yang terang, sedikit rambut, tidak ada lesi atau udem ) 3-4 jari dibawah ante kubital
5)            Posisikan pasien nyaman dengan siku ekstensi dan letakkan lengan diatas permukaan yang rata
6)            Pakai sarung tangan
7)            Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas alkohol dengan mengusap secara sirkular arah keluar sekitar 5 cm atau swab satu kali arah proksimal ke distal
8)            Letakkan kapas alkohol pada tangan non dominan. Buka tutup spuit dan pegang spuit pada tangan dominan ( antara ibu jari dan telunjuk )
9)            Dengan tangan non dominan regangkan permukaan kulit
10)        Injeksikan obat dengan sudut 5-15°, jarum masuk ± 3 mm. Masuknya jarum bisa tampak dari permukaan kulit
11)        Hasil yang tepat adalah terdapat undulasi pada tempat penyuntikan
12)        Tarik spuit, usap dengan kapas alkohol tetapi tidak boleh ditekan
13)        Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman, berikan tanda pada kulit dengan menggunakan pensil. Anjurkan klien untuk tidak membasuh tempat penyuntikan tersebut
14)        Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang telah tersedia (sampah medis untuk benda tajam)
15)        Lepas sarung tangan dan cucu tangan
16)        Evaluasi : hasil tes positif jika terdapat kemerahan, bengkak .
17)        Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat waktu, tepat cara pemberian dan waspada)
18)        Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas)

    3. Terminasi
a.             Berikan pujian pada klien atas kerjasamanya
b.            Ucapkan terima kasih

           
                               

SOP INFUSE PUMP


MANUAL PROSEDUR
INFUSE PUMP
  1. PENGERTIAN INFUSE PUMP
Infuse pump adalah suatu alat yang digunakan untuk mengatur pemberia cairan  pada klien.

  1. TUJUAN PENGGUNAAN INFUSE PUMP

                    Untuk menjaga pemberian cairan parenteral sesuai kebutuhan klien. 

                    Mencegah kelebihan volume cairan yang diberikan.
  1. PERSIAPAN ALAT
a.       Infuse pump dan tiang penyangga
b.      Cairan infus
c.       Infus set sesuai dengan kebutuhan alat infuse pump

  1. PROSEDUR KERJA
1.      Bawa alat-alat ke dekat klien.
2.      Siapkan cairan infus dan infuse set dan gantungkan di tiang pengangga infuse pump.
3.      Pasangkan bagian selang pada infus set pada infuse pump, pastikan tidak ada udara pada selang.
4.      Pasang drip sensor pada tempat tetesan infus set.
5.      Nyalakan infuse pump.
6.      Atur infus set pada infuse pump (15 dr/cc, 19 dr/cc, 20 dr/cc, 60 dr/cc) sesuai infuse set yang digunakan.
7.      Atur jumlah cairan yang akan diberikan pada klien tiap jam.
8.      Tekan start untuk memulai pemberian cairan.
9.      Jika ada hal yang kurang tepat, alat akan memberikan peringatan dengan suara dan lampu yang menyala merah pada tulisan air, occlusion, flow err, empty, door, completion.
10.  Evaluasi respon klien terhadap pemberian cairan.

  1. PENYELESAIAN
1.      Merapikan alat
2.      Merapikan pasien 
3.   Pencatatan dan pelaporan

SOP SYRINGE PUMP

MANUAL PROSEDUR SYRINGE PUMP

  1. PENGERTIAN SYRINGE PUMP
Syringe pump adalah suatu alat yang digunakan untuk mengatur pemberian medikasi intravena  pada klien.

  1. TUJUAN PENGGUNAAN SYRINGE PUMP
                     Untuk menjaga pemberian medikasi intravena sesuai kebutuhan klien. 
           Untuk memberikan medikasi dengan dosis kecil dan waktu pemberian yang lama.
 
  1. PERSIAPAN ALAT
a.       Syringe pump dan tiang penyangga
b.      Spuit 10 cc/ 20 cc/ 30 cc/ 50 cc dan medikasi klien.
c.       Selang penghubung.

  1. PROSEDUR KERJA
1.      Bawa alat-alat ke dekat klien.
2.      Siapkan spuit dan medikasi klien.
3.      Pasangkan spuit pada syringe pump dan hubungkan spuit dengan akses intravena.
4.      Nyalakan syringe pump.
5.      Atur jumlah medikasi yang akan diberikan dalam cc/jam.
6.      Tekan start untuk memulai pemberian medikasi.
7.      Jika ada hal yang kurang tepat, alat akan memberikan peringatan dengan suara dan lampu yang menyala merah.
8.      Evaluasi respon klien terhadap pemberian cairan.
 
  1. PENYELESAIAN
1.      Merapikan alat
2.      Merapikan pasien 
3.   Pencatatan dan pelaporan


Sabtu, 11 Februari 2012

PROSEDUR TETAP OPERASIONAL AMBULANS GAWAT DARURAT

PERSIAPAN AMBULANS GAWAT DARURAT
Sebuah ambulans modern yang  dilengkapi dengan berbagai perlengkapan canggih sekalipun tidak akan bernilai apa-apa kecuali jika selalu dalam keadaan siap untuk memberikan pelayanan kapanpun dan di manapun terjadi  kasus emergensi. Suatu program preventif yang terencana pasti mencakup perbaikan ambulans secara periodik.
A. Pemeriksaan Ambulans (mesin mati)
     Berikut ini adalah langkah-langkah pemeriksaan yang dapat dilakukan ketika ambulans berada di pangkalan:
  1. Periksa seluruh badan ambulans. Cari kerusakan yang dapat mempengaruhi jalannya pengoperasian yang aman. 
  2. Periksa roda dan ban. Periksa adanya kerusakan atau robeknya pelek roda dan bagian luar ban. Gunakan alat pengecek/meteran tekanan untuk memastikan semua ban mengembang dengan tekanan tepat.  
  3. Periksa spion dan jendela. Cari kaca yang pecah dan longgar dan periksa apakah ada bagian yang hilang. Pastikan spion bersih dan diposisikan dengan tepat sehingga didapatkan lapang pandang maksimum.
  4. Periksa fungsi setiap pintu dan kunci.
  5. Periksa bagian-bagian sistem pendingin. Periksa jumlah  freon/bahan pendingin. Periksa selang pipa sistem pendingin dari kebocoran atau keretakan. 
  6. Periksa jumlah cairan kendaraan, termasuk minyak mesin dan pelumas rem, air aki, dan pelumas setir.
  7. Periksa aki. Jika jenisnya aki basah yang bisa diisi ulang, periksa jumlah cairannya. Jika aki tipenya aki kering, nilai keadaannya dengan memeriksa portal indikator. Periksa kekencangan hubungan antar kabel dan  tanda-tanda korosi.
  8. Periksa kebersihan permukaan bagian dalam ambulans termasuk  dashboard dan periksa adanya kerusakan.
  9. Periksa fungsi jendela. Pastikan bahwa permukaan dalam setiap jendela bersih.
  10. Tes fungsi klakson
  11. Tes fungsi sirine untuk jarak dengar maksimum
  12. Periksa sabuk pengman. Pastikan setiap sabuk tidak rusak. Tarik setiap sabuk dari gulungannya untuk memastikan bahwa mekanisme retraktor bekerja dengan baik. 
  13. Posisikan kursi pengemudi senyaman mungkin sehingga bisa mengendalikan setir dan pedal dengan optimal.
  14. Periksa jumlah bahan bakar. Isi bahan bakar setelah setiap kali panggilan dimanapun kejadiannya. 

B. Pemeriksaan Ambulans (mesin menyala) 
    Nyalakan mesin terlebih dahulu untuk memulai pemeriksaan selanjutnya. Keluarkan ambulans dari ruangan penyimpanan jika mesin mengeluarkan asap yang mungkin bisa menjadi masalah. Set rem parkir, pindahkan perseneling ke posisi parkir dan minta rekan Anda mengganjal roda sebelum melakukan tahapan berikut :
  1. Tes fungsi  indikator yang terletak di  dashboard untuk melihat apakah lampu indikator dapat menyala dengan baik  untuk menunjukkan adanya kemungkinan masalah yang terjadi pada tekanan oli, suhu  mesin, atau sistem elektrik ambulan lainnya.
  2. Periksa meteran yang terletak di  dashboard untuk pengoperasian ambulans yang optimal.
  3. Tes fungsi rem, injak rem kaki,  catat apakah fungsi pedal rem sudah tepat atau berlebihan. Periksa  tekanan udara rem kaki jika dibutuhkan.
  4. Tes fungsi rem parkir (rem tangan). Pindahkan perseneling ke posisi mengemudi.Pindahkan kembali perseneling ke posisi parkir segera setelah Anda memastikan bahwa rem parkir berfungsi dengan baik.
  5. Tes fungsi setir. Putar setir ke berbagai arah.
  6. Periksa fungsi alat penyapu kaca (wiper) depan dan alat pencucinya (washer). Kaca harus bisa disapu bersih setiap kali alat penyapu digerakkan.
  7. Tes fungsi lampu peringatan (warning lights) ambulans. Minta rekan Anda berjalan mengitari ambulans dan memeriksa fungsi setiap lampu kilat (flashing light) dan lampu putar (revolving light). 
  8. Tes fungsi lampu ambulans lainnya. Minta rekan Anda berjalan lagi mengitari dan memeriksa ambulans. Pada kesempatan ini  periksa lampu depan (sinar jauh dan dekat), nyalakan lampu sinyal/weser (signal light), lampu kilat perempatan (four way flasher), lampu rem (brake light), lampu samping (side light) dan lampu belakang (rear light) untuk penerangan tempat kejadian.  
  9. Periksa fungsi perlengkapan pemanas dan pendingin baik di kompartemen pengemudi maupun kompateman pasien. Lakukan juga pemeriksaan alat isap (suction) on-board pada kesempatan ini jika mesin sedang menyala.
  10. Periksa cairan perseneling.
  11. Operasikan perlengkapan komunikasi. Lakukan uji radio portabel dan demikian pula dengan radio terfikrsir serta alat komunikasi radio telepon lain. 

C. Pemeriksaan Persediaan dan Perlengkapan Kompartemen Pasien
     Periksa persediaan dan perlengkapan perawatan  serta perlengkapan  ”life support”. Pastikan bahwa telah dilakukan pemeriksaan  atas setiap peralatan yang harus dibawa dalam ambulans, dengan mencatat setiap temuan pada laporan pemeriksaan. Peralatan tersebut tidak sekedar diidentifikasi, namun harus diperiksa pula kelengkapan, keadaan, dan fungsinya. Beberapa hal yang perlu dilakukan pemeriksaan meliputi:
  1. Periksa tekanan tabung oksigen. 
  2. Pompa bidai udara dan periksa apakah ada kebocoran. 
  3. Pastikan semua perlengkapan oksigen dan ventilasi berfungsi dengan baik.
  4. Periksa juga apakah peralatan penyelamatan berdebu dan berkarat. 
  5. Nyalakan semua peralatan bertenaga aki  untuk memastikan bahwa setrum aki berfungsi dengan baik. 
  6. Untuk perlengkapan khusus, seperti defibrilator eksterna otomatis (AED) membutuhkan pemeriksaan tambahan.
  7. lengkapilah laporan pemeriksaan Anda. Perbaiki segala kekurangan. Ganti barang- barang yang hilang. Pastikan pengawas Anda mengetahui adanya kekurangan yang tidak bisa Anda perbaiki langsung.
  8. Di akhir pemeriksaan, bersihkan unit ambulans untuk mengendalikan kemungkinan adanya infeksi dan untuk memperbaiki tampilan. 
     Menjaga penampilan ambulans juga akan menambah kesan positif Ambulans Anda di mata masyarakat. Mereka yang bangga pada  pekerjaan ini, akan menunjukkan rasa bangganya dengan menjaga penampilan ambulansnya